Ini adalah kisah lanjutan dari kisahku yang pertama. Kisah
nyata tentang percintaankku dengan ibu kandungku sendiri. Aku menulis cerita
ini sebagai sarana curhatku, karena tidak mungkin aku bisa ceritakan kepada
orang yang aku kenal di dunia nyata.
Pada akhir bulan ke-empat, ibuku kembali menengokku. Tapi
kali ini datang bersama papa yang kebetulan ada urusan kerjaan ke kota tempatku kuliah.
Papa sedang ada lokakarya yang harus dihadiri. Papa dan mama menginap di hotel
tempat lokakarya diadakan. Papa menyewa satu kamar tambahan untukku agar aku
tidak perlu bolak – balik dari kost ke hotel untuk menemui mereka.
Hari pertama lokakarya dimulai, papa memintaku menemani
ibuku jalan – jalan. Lokakarya dimulai dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore. Aku
masuk ke kamar ibuku. Kulihat ibuku telah rapi dan siap – siap untuk jalan –
jalan bersamaku. Ibu menggunakan pakaian yang biasa digunakannya saat menemani
papa jalan – jalan.
“aku nggak mau nemani ibu jalan – jalan kalo ibu mengenakan
pakaian seperti itu” protesku melihat ibuku yang sedang duduk di tepi ranjang
“ibu, nggak mungkin pakai pakaian seksi seperti kemarin.
Papamu bisa marah jika melihatnya”
“papa nggak akan melihatnya. Papa kan keluarnya jam 5 sore. Sebelum jam 5 kita
sudah kembali ke hotel” aku mencar- alas an
“tapi, pakaiannya kan ada
di kostmu” ( ibu tak mau membawa pakaian yang kubelikan bulan lalu kembali ke Jakarta, sehingga
ditinggal di lemari kostku )
“nih, aku udah bawa” jawabku sambil mengeluarkan sehelai
kaos “u can see’ ngepress gantung warna merah dan plus rok pendek dari bahan
kain biasa. Tak lupa sehelai g – string dan Bra yang talinya terikat dileher.
“ya udah, kamu tunggu di sini. Ibu ganti dulu” kata ibuku
sambil mengambil pakaian tadi dariku dan hendak menuju kamar madni
“mau ganti di mana?”
“kamar mandi”
“kelamaan mama. Ganti sini aja biar cepet”
“ibu nggak mau bugil depanmu”
“santai aja. Aku kan
udah pernah liat”
“kamu masih ingat pesan mama bulan lalu kan? Itu yang terakhir”
“iya, masih ingat. Aku, nggak akan nyentuh mama walau mama ganti
bugil depanku “
Selang beberapa menit kemudian ibuku sudah melepaskan semua
pakaiannya dan bugil di depanku. Lalu, memakai pakaian yang aku berikan. Ibu
kelihatan seksi dengan pakaian itu. Belahan dadanya yang putih Nampak
kelihatan. Pinggangnya yang dihiasi tali g – string Nampak jelas keliatan saat
ibu bergerak dan kaosnya tertarik ke atas. Melihat itu membuat aku sangat
horni.
Aku dan ibu menuju ke sebuah tempat karaoke yang cukup
terkenal. Awalnya kami bernyanyi sambil duduk. Jarak kami pun agak berjauhan.
Hingga akhirnya saat music lagu Endlesslove berbunyi, ibuku berdiri. Ibu
menarikku untuk ikut berdiri dan berduet dengannya. Kami berdiri bersebelahan.
Aku menyanyikan ayat yang pertama. Ibu menyanyikan ayat kedua. Dan seterusnya
bergantian. Saat memasuki lirik “Two hearts,
Two hearts that beat as one Our lives have just begun” yang
harus dinyanyikan berdua, aku berpindah berdiri di belakang ibuku. Mic ku
simpan, kami menggunakan satu mic yang dipegang ibu. Kurangkul pinggangnya dari
belakang. Ibuku tak memberi respon dan terus bernyanyi. Mulutku kuletakkan
persis dibelakang telinganya. Aku mengambil mic dari tangannya lalu membuangnya
ke lantai. Sementara music masih terus berjalan. Aku memegang kedua tangan
ibuku persis di depan perutnya. Kucium pipinya. Ibu masih terus bernyanyi
sambil memejamkan mata. Kubalik tubuh ibuku hingga kami berhadapan. Kucium
bibirnya. Ibu berhenti bernyanyi tapi tetap memejamkan mata. Selang beberapa
menit kemudian ibu merespon ciumanku dengan French kiss. Kami saling berlumat.
Tangaku refleks ngeremes toket ibu. Aku pelorotin bajunya yang udah agak
kebawah. Tanganku satunya ‘main’ dibawah roknya. Perlahan kubimbing ibuku yang
masih terus memejamkan mata itu ke tepi sofa. Aku mengarahkannya untuk nungging
sambil berpegangan pada tepi sofa. Aku pukul-pukul mesra pantatnya, sementara
aku keluarin penisku yang udah keras itu…lalu aku tarik pantatnya kebelakang,
angkat roknya dikit, plorotin g – stringnya, arahin tangannya supaya nuntun
penisku ke liangnya, ibu masih terus menutup mata dan dari mulutnya kedengaran
masih menyanyikan lagu endless love. Kupegang pinggang ibu dan menariknya maju
mundur. Rambut panjangnya terurai jatuh menutupi wajahnya. Lalu ibu
menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya dengan tangan kanan. Ia melepaskan
liangnya dari batang kemaluanku dan berdiri berhadapan denganku. Kali ini tak
lagi memejam mata dan bernyanyi.
“kamu ini kenapa sih? Ibu kan udah bilang kemarin itu yg terakhir dan
jangan sampai seperti ini. Ini udah kelewatan” ibu Nampak serius
“aku mencintaimu dewi!” jawabku.
“cinta antara kita bukan seperti ini caranya. Ini cinta
antara suami istri”
“dewi, aku ingin mencintaimu seperti seorang pria mencintai
wanita” aku terus menjawab. Ibu diam. Aku kembali mencium bibirnya. Kami
berciuman dan tangan ibu melepaskan kemeja dan celana yang kupakai. Akupun
demikian, melepaskan pakaiannya. Kami sama – sama bugil. Ibu berbalik dan
kembali menungging di tepian sofa. Tangan kanannya menjulur ke belakang meraih
batangku dan mengarahkan ke liangnya. Ibu menggoyangkan pinggulnya maju mundur.
Ibu cuma bilang gini “setelah ini aku mau liat bagaimana cintamu itu (sambil
mendesah perlahan dan menggit bibir bawahnya).” Aku semakin bernafsu menggenjot
saat ibu mengibaskan rambutnya pantatnya turun naik perlahan. Kadang-kadang ibu
lempar rambut panjangnya kedepan sampe nutupin muka, terus kibasin lagi
kebelakang. Setelah beberapa menit maju mundur berasa juga ibu mulai kejang
tanda orgasme, tangannya kebelakang memegang leherku dan menarik ke kepalaku
mendekat ke wajahnya. Ibu memalingkan wajah ke belakang dan kami berciuman lagi
sambil terus menggoyang pinggulnya. Lalu ibu melepaskan ciuman dan berbisik “
kalo mau keluar bilang ya”. Beberapa saat setelah ibu orgasme, aku berbisik di
telinganya kalo aku mau keluar. Ibu melepaskan batangku dari liangnya. Berbalik
menghadap ke arahku dan duduk di sofa. Sementara aku masih tetap berdiri. Ibu
meraih batangku dan memasukan ke dalam mulutnya. Aku mengeluarkan peju dalam
mulutnya. Setelah menelan pejuku, ibu masih menyedot batangku hingga lemes.
Ibu tertidur lemes di sofa. Masih dalam keadaan bugil. Aku
jongkok di tepian sofa. Wajah kami saling bertatapan. Kubelai rambutnya,
kukecup keningnya lalu kami kembali beciuman.
“wi, apa yang ingin kamu buktikan dariku?” aku bertanya
“cinta seperti yang kamu katakan tadi” jawab ibu. Aku lalu
menariknya hingga ibu duduk. akupun duduk di sofa. Kami berhadapan. Kutatap
wajahnya dalam – dalam. Dari ekspresinya kelihatan seperti gadis ABG yang malu
– malu saat seorang pria menyatakan cinta padanya. Kupegang kedua tangannya
lalu berkata “ akan aku buktikan itu. Bagaimanapun caranya “ setelah
mengucapkan kata – kata itu, aku kembali menyanyikan lagu endless love. Ibu
Nampak tersenyum, tapi air mata mengalir kecil dari matanya. Ibu mencubit pinggangku
manja lalu memelukku.
Tak terasa sudah pukul 4 sore. Aku dan ibu berpakaian lalu
kembali ke hotel. Sesampainya di hotel, papa masih di ruangan lokakarya. Aku
mengantar ibu ke kamar, lalu ibu kembali mengganti pakaiannya, dan pakaian yang
dikenakan tadi diserahkan kembali padaku. Kami lalu mengobrol. Beberapa menit
kemudian, papa datang dan mengobrol dengan kami. Aku lalu pamit kembali ke
kamarku. Sesampai di kamarku, aku mengirim sms ke nomor ibu “ love yiu dewi
cantik “. Ibu membalas sms ku singkat “ Dasar genit. Love u 2”. Akupun akhirnya
masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh.
Sehabis mandi, aku mengambil HP yang kuletakkan di atas
ranjang. Ada
dua panggilan tak terjawab dari ibu. Aku menelpon balik, tapi direject. Lima menit kemudian ibu
menelpon balik
“maaf, tapi mama lagi sama papa”
“trus sekarang lagi di mana emangnya?” tanyaku
“nih, nelpon dari dalam kamar mandi” jawab ibu.
“tadi nelpon, emang ada apa?”
“Cuma pengen bilang, lain kali jangan sms seperti tadi. Ntar
dibaca papa”
“iya deh”
“janji?”
“janji dewi sayang…”
“ya udah deh kalo gitu. Bye..”
“loh, kok Cuma bye?” kucoba menggoda ibu
“maunya apa?”
“cium dong..”
“ummmmmaaaa….” Suara ibu dari seberang telpon manja
“love u dewi cantik”
“love u 2 anak nakal…”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar